niEh.. QwH baKal bAgi-bAgi cEriTanyA.....
Jadi gini ceritanya, Aang terkena serangan kilat dari 2 bersaudara Azula dan Zuko yg berkhianat terhadapnya. Dalam keadaan terdesak, Katara berhasil membawa tubuh Aang pergi dari situ bersama Appa. Namun sayang, paman Zuko memilih untuk menjadi tawanan dan sangat kecewa terhadap Zuko yg telah dianggapnya sebagai anak sendiri.
Setelah koma selama beberapa minggu, dengan Katara yg mencoba menyembuhkannya, tiba² Aang terbangun sendirian di sebuah kamar, dan dilihatnya simbol negara api terpampang di dinding kamar. Serta merta dia berpikir bahwa dirinya telah menjadi tawanan. Namun apa yang terjadi, ternyata Sokka, Katara dan Toph menjadikan kapal negara api sebagai kamuflase perjalanan mereka. Singkat cerita (karena it's really worth to watch), seri kali ini menceritakan perjalanan mereka di kota² tempat tinggal suku api. Banyak hal yang terjadi seperti pergulatan batin Zuko untuk memilih jalan hidupnya (ada satu hal menarik karena ternyata Zuko adalah [sensor]..), perburuan terhadap Aang hidup atau mati yg dilakukan bounty hunter sewaan Zuko, perwujudan Katara sebagai siluman air, guru pedang Sokka yang pertama, ulah Toph dkk dalam mencari uang, ilmu pengendali darah yg diturunkan sesepuh suku air yg berhasil survive di negara api, mimpi buruk Aang, penyerbuan ke negara api saat gerhana tiba, siapakah guru pengendali api berikutnya bagi Aang?, misi penyelamatan ayah Sokka dan Katara yg dipenjara di Alcatraz-nya negara api, episode nggak penting tentang gambaran avatar menurut pentas seni bangsa api, dan terakhir, penyerbuan raja api ke penjuru negeri yg belum terkalahkan. The final battle is the most interesting part. Aqwh nggak bisa ceritain karena episode ini terlalu indah untuk digambarkan dengan tulisan qwh. Bayangin aja, it takes 4 episodes hanya untuk menyelesaikan serial ini. Dan itu benar² cara yang amazing.. So guys, penggemar ataupun bukan, tonton serial ini. Nggak usah kuatir kalo blm nonton Book 1 dan 2-nya, karena Book 3 ini saiko abis~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar